STKIP Hamzar Lombok Utara, SK Kemdiknas RI No. 04/D/O/2011 menerima mahasiswa baru Tahun Akademik 2011/2012, dengan Program S-1 PGSD dan PGPAUD.Tempat Pendaftaran: Adlan Mamnun, Dusun Lendang Mamben Desa Anyar, hp. 081 907 520 004 atau Studio Primadona FM, Ancak Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (M. Syairi) hp. 081 917 760 145. Email: ariprimadona@gmail.com,stkiphamzar8@gmail.com###Program Yamtia: Pendirian Perguruan Tinggi D-III Perbankkan Syari'ah, Perguruan Tinggi S-1 Tarbiyah dan kedua Perguruan Tinggi dalam proses perijinan, Pendirian Pasar Ponpes, Bank Syari'ah, dan Pendirian Pusat Kesehatan Ponpes. Bagi Mahasiswa STIKES dan STKIP Hamzar diharap bergabung digrup FB STKIP Hamzar Lombok Utara

Minggu, 28 Agustus 2011

HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

1. Pengertian

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam melaksanakan Pendidikan anak usia dini hendaknya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

Berorientasi pada Kebutuhan Anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.



b. Belajar melalui bermain

Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.


Lingkungan yang kondusif

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.

e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.

f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar

Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru.

Dilaksanakan secara bertahap dan berulang –ulang

Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan–kegiatan yang berluang .

h. Standar Kompetensi Anak Usia Dini

Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:

Moral dan nilai-nilai agama
Sosial, emosional, dan kemandirian
Bahasa
Kognitif
Fisik/Motorik
Seni
READ MORE - HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Latar Belakang

Memasuki milenium ke tiga Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menyiapkan masyarakat menuju era baru, yaitu globalisasi yang menyentuh semua aspek kehidupan. Dalam era global ini seakan dunia tanpa jarak. Komunikasi dan transaksi ekonomi dari tingkat lokal hingga internasional dapat dilakukan sepanjang waktu. Demikian pula nanti ketika perdagangan bebas sudah diberlakukan, tentu persaingan dagang dan tenaga kerja bersifat multi bangsa. Pada saat itu hanya bangsa yang unggullah yang anak mampu bersaing.

Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi maka fenomena pentingnya PAUD merupakan keniscayaan. PAUD menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas).

Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Dalam upaya pembinaan terhadap satuan-satuan PAUD tersebut, diperlukan adanya sebuah kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi anak usia dini yang berlaku secara nasional. Kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi adalah rambu-rambu yang dijadikan acuan dalam penyusunan kurikulum dan silabus (rencana pembelajaran) pada tingkat satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

Landasan Yuridis
Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”.
Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”



Landasan Filosofis

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi atau tujuan pendidikan.

Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya.Bangsa Indonesia juga sangat menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya “berbeda tetapi satu.” Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak untuk mendaptkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya, sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Melalui pendidikan yang dibangun atas dasar falsafah pancasila yang didasarkan pada semangat Bhineka Tunggal Ika diharapkan bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang tahu akan hak dan kewajibannya untuk bisa hidup berdampingan, tolong menolong dan saling menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa yang bermartabat.

Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka kurikulum sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus memperhatikan pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.

Landasan Keilmuan

Landasan keilmuan yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia dinii didasarkan kepada beberapa penemuan para ahli tentang tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Menurut Wittrock (Clark, 1983), ada tiga wilayah perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Peran ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk pengembangan kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu Teyler mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan.

Jean Piaget (1972) mengemukakan tentang bagaimana anak belajar:“ Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan ia harus menemukannya sendiri.” Sementara Lev Vigostsky meyakini bahwa : pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya. Howard Gardner menyatakan tentang kecerdasan jamak dalam perkembangan manusia terbagi menjadi: kecerdasan bodily kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalistik, kecerdasan logiko – matematik, kecerdasan visual – spasial, kecerdasan musik.

Dengan demikian perkembangan kemampuan berpikir manusia sangat berkaitan dengan struktur otak, sedangkan struktur otak itu sendiri dipengaruhi oleh stimulasi, kesehatan dan gizi yang diberikan oleh lingkungan sehingga peran pendidikan yang sesuai bagi anak usia dini sangat diperlukan.
READ MORE - LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Sabtu, 06 Agustus 2011

Kesalahan Orang Berpuasa

Assalamu’alakum Wr. Wb….

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meringankan hati kita dan memudahkan langkah kita bertemu dalam majelis ini. Semoga keselamatan dan kedamaian tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang mulia, serta penerus risalahnya hingga hari akhir nanti.

Kaum muslimin yang berbahagia ...

Sesungguhnya setiap ibadah mempunyai dua potensi yang selalu beriringan satu sama lainnya. Satu sisi sebuah ibadah mungkin akan menjadi ladang pahala kita yang akan kita panen di kampung akhirat nanti. Tapi sisi lain, jika kita tidak memenuhi syarat, adab dan rukunnya bisa jadi sebuah ibadah justru menjadi fitnah bagi kita di hari akhir nanti. Naudzu billah min dzalika ...

Contoh yang paling jelas dalam masalah ini terdapat dalam sebuah ayat yang sudah sama-sama kita hafal bersama, dalam surat al-Maun disebutkan ancaman Allah SWT kepada orang-orang yang shalat. Allah berfirman dalam kitabnya yang mulia :
“ Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya” (QS Al Maun 3)

Ayat di atas begitu lugas mengingatkan pada kita bahwa sholat bisa menjadi fitnah dan ancaman di akhirat nanti saat kita menjalankan tidak sesuai aturannya.

Kaum muslimin yang berbahagia ...

Lalu bagaimana dengan ibadah puasa Ramadhan kita ? Apakah ada ancaman tentang puasa yang kita jalankan ? Sungguh setidaknya ada dua dalil yang juga mengingatkan kita dengan gamblang tentang bahayanya orang berpuasa jika tidak memenuhi adab dan aturannya. Dalil pertama, Rasulullah SAW telah memberikan prediksi bagaimana banyak orang yang berpuasa tanpa hasil apapun keculai hanya lapar dahaga. Beliau bersabda dari lisannya yang mulia :

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ.

“ Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang saja” (HR An-NAsai)

Dalil di atas seharusnya menjadi warning atau peringatan dini bagi kita dalam meniti hari-hari Ramadhan kita, agar tidak termasuk golongan yang celaka dalam arti berpuasa tanpa pahala. Peringatan berikutnya adalah dalam lafadz doa Jibril alaihissalam, dimana ia mendoakan keburukan kepada mereka yang mendapati Ramadhan tapi tidak mendapat ampunan dari Allah SWT. Diriwayatkan dalam hadits yang panjang :

“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin” (HR Ibnu Khuzaimah dishahihkan oleh Albani )Naudzu billah tsumma naudzu billah ... ibaratnya dalam pepatah bahasa kita, sudah jatuh tertimpa tangga. Tidak mendapatkan ampunan dalam ramadhan sudah merupakan musibah luar biasa, belum lagi ditambah doa laknat dati Jibril alaihissalam yang diaminkan oleh Rasulullah SAW yang mulia ..!. Semoga kita tidak termasuk dalam dua golongan yang disebutkan dalam dua hadits yang saya sebutkan di atas.

Kaum muslimin yang berbahagia ..
Rasanya menjadi penting bagi kita untuk mengetahui mengapa orang yang berpuasa bisa mendapat kecelakaan yang sedemikian buruk semacam itu. Setidaknya ada empat kesalahan orang berpuasa yang bisa menjerumuskan mereka dalam dosa dan kehinaan, mari bersama merenungkannya.

Pertama : Mereka yang berpuasa tanpa keikhlasan
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang sudah sangat populer di telinga kita : Innamal a’maalu binniyaaat. Yaitu : Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niatnya ....( HR Muttafaqi Alaih). Maka berpuasa tanpa keikhlasan ibaratnya surat perjanjian tanpa stempel dan materai, menjadi tidak berlaku dan sia sia begitu saja. Pertanyaannya adalah, puasa semestinya melatih orang untuk ikhlas, karena ia merupakan ibadah antara seorang hamba dan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda :

Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, (H.R. Bukhari).

Tapi sungguh sayang sekali, ternyata masih ada yang ternoda keikhlasannya dalam berpuasa karena godaan riya, harta maupun kecenderungan diri pribadi. Puasa diliputi riya, karena ingin dianggap, dihargai dan dipuji orang lain sebagai orang yang berpuasa. Bisa jadi karena ewuh pakewuh dengan mertua, atau takut dengan pimpinan di kantor, atau mungkin ingin eksis di tengah rekan sejawat. Semua itu sungguh meluruhkan pahala puasa yang mulia. Ada pula orang yang berpuasa karena mengincar harta, mungkin saja ini lebih banyak terjadi pada anak-anak kita yang mengidamkan hadiah dari para orangtua saat lebaran nanti, karena mampu menyelesaikan puasa dengan sempurna. Selain itu, ada juga yang berpuasa dengan bersemangat, bukan karena kewajiban semata tetapi juga karena keinginan pribadi untuk diet dan menurunkan berat badan. Sungguh ini semua jika tidak dihapus dalam hati, akan mengotori keikhlasan puasa kita, dan kita terjerumus dalam golongan mereka yang berpuasa tanpa pahala.

Kaum muslimin yang berbahagia ..
Yang kedua adalah mereka yang berpuasa tanpa ilmu. Tidak mengetahui mana yang membatalkan dan mana yang tidak. Maka mereka menjalani puasa tanpa aturan, atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar. Akibatnya, puasa mereka menjadi begitu rapuh dan tanpa makna. Menyangka telah melakukan hal yang benar padahal sejatinya salah. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda :“seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).

Maka marilah meningkatkan kualitas ibadah puasa kita dengan memahami sepenuhnya hukum-hukum seputarnya. Mari terus membaca, mengkaji dan bertanya, agar bisa menjalankan seluruh rangkaian ibadahnya dengan keyakinan yang nyaris sempurna.

Kaum muslimin yang berbahagia ..
Golongan orang berpuasa yang celaka ketiga adalah mereka yang berpuasa hanya dari makan minum dan berhubungan badan semata, dan merasa bahwa dengan itu mereka sudah memenuhi semua ketentuan dan tuntutan puasa. Barangkali kita perlu mengingat lebih dalam himbauan rasulullah SAW berkaitan dalam masalah ini :

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah SWT tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya” (HR Bukhori)

Mereka dalam masalah ini berpuasa tetapi tidak mampu menundukkan nafsu dan emosinya. Maka mereka menodai siang hari ramadhan dengan lisan yang tak terjaga dari ghibah, marah dan berkata dusta, atau anggota badan yang tidak terjaga dari dosa dan kemaksiatan.

Kaum muslimin yang berbahagia ..

Yang keempat adalah mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh kemalasan, dalam arti tidak menyadari kemuliaan bulan Ramadhan yang bertaburan berkah. Mereka tidak menyadari dan memahami bahwa Ramadhan bukan hanya bulan puasa saja, tetapi lebih dari itu ia adalah bulan musim kebaikan yang disyariatkan banyak amal kebaikan. Rasulullah SAW bersabda tentang bulan mulia ini : “(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan ( HR Ahmad)

Golongan ini berpuasa tetapi tidak menjalankan tarawih, tilawah dan tadarus. Tidak pula berusaha untuk bersedakah, memberi berbuka pada orang yang berpuasa. Atau tidak pula menyempatkan diri untuk i’tikaf dan amal kebaikan secara umum. Mereka hanya berpuasa dan menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan di siang hari, lalu makan pestapora di malam hari.

Akhirnya, semoga kita terhindar dari peringatan Rasulullah SAW tentang mereka yang berpuasa tapi sia-sia dalam pahalan dan keutamannya. Semoga Allah SWT menjaga kita agar tidak terjerumus dalam empat golongan mereka yang berpuasa tapi celaka. Wallahu a’lam bisshowab .
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
READ MORE - Kesalahan Orang Berpuasa

MAKNA LAMBANG YAMTIA

Setiap lambang atau simbol, tidak terlihat begitu saja menurut bentuk lahirnya. Tetapi ia mengandung banyak makna yang tersembunyi didalamnya, sesuai tujuan dan cita-cita yang memiliki lambang itu. Begitupula lambang Yayasan Maraqitta’limat.

Pada hari kamis, 10 april 1965, masuk malam jum’at 30 dzulqo’idah 1348 H, bapak pendiri Yayasan Maraqitta’limat, menerima dan menyetujui bentuk lambang yaysan maraqitta’limat, sekaligus meresmikan penggunaanya sejak malam itu.

Pada malam itu pula beliau menguraikan nya secar rinci kepada penulis kepada beberapa orang yang hadir malam itu, diantaranya Ust. H. abdul Manan(Alm), makna yang terkandung dalam lambang yayasan maraqitta'l’mat.

Beliau menjelaskan sebagai berikut :

Lambang ini terletak pada dasar segi lima, yang menggambarkan bahwa yayasan Maraqitta`limat tegak serta memperjuangkan Islam yang rukun dan hukumnya lima. Setiap orang akan hidup bahagia dunia dan akhirat, jika rukun dan hukum Islam yang Lima ditegakkan dan dilaksanakan dengan baik. Dan dengan adanya rukun dan hukum Islam yang Lima itu pula, seorang mkmin yang rajin belajar sejak lahir hingga akhir hidup.
Bulan sabit

Bulan sabit Merupakan lambang Islam secara umum diseluruh dunia. Bulan adalah suatu alat penerang diwaktu gelap dan alat pengukur untuk menentukan waktu.

3. Lima Buah bintang

Bintang merupakan kompas atau alat penentu arah dan tujuan didarat atau pun dilaut diwaktu malam gelap.

Lima buah bintang merupakan lambang jalur penyaluran Ilmu pengetahuan dari Allah SWT. Kepada hamba-hambanya.



Bintang Pertama

Melambangkan Nubuah Allah SWT mengajarkan/menurunkan Ilmu-nya kepadas para Nabi dan Rasul melalui Wahyu. Demikian Rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah SWT bagaimana cara beribadah/berhubungan dengan tuhan sebagai khalik dan bagai mana cara bermu`amalah/ berhubungan dengan sesama manusia dan dengan mahluk lainnya. Karena manusia seluruh dimanapun mereka berada tidak akan tertimpa kehinaan kalau hubungan nya dengan Allah SWT baik (yang memegang ajaran agama dengan baik)dan hibungkan dengan manusia sesama baik.

Bintang Kedua

Melambangkan/bermakna para sahabat-sahabat Rasul yang setia. Rasulullah menerima ajaran-ajaran Allah SWT berupa wahyu, baik yang diterima langsung ataupun melalui perantaraan Jibril AS. Yang semua terkumpul dlam kitab suci Al.Qur`an Al Qarim, semua disampaikan dan diajarakan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat-sahabat beliau yang setia, kemudian dijelaskan dan dilengkapi dengan keterangan-keterangan dari rasul berupa hadist yang berbentuk perkataan, perbuatan dan takrir. Rasulullah SAW sebagai seorang pemegang amanah dari Allah SWT telah menyampaikan amanah-amanah tersebut kepada para sahabat, segal ilmu dan ajaran yang datang dari Alllah SWT tidak satupun yang ketinggalan dan terlupakan, kecuali yang memang tidak harus disampaikan.

Bintang Ketiga

Mengandung arti para tabi`in. Para sahabat-sahabat Rasul yang setia yang diridoi Allah SWT semuanya melanjutkan ajaran dan menyampaikannya kepada tabi`in dan para ulama. Sebagai mukmin pengikut ajaran rasul, para tabi`in dengan patuh dan tekun menerima dan melaksanakan ajaran para sahabat yang menerima ilmu dan ajaran itu langsung dari sumbernya yaitu Rasulullah SAW lalu para tabi`in yang belajar dari para sahabat, selanjutnya mengajarkan ajaran Allah dan rasul itu kepada para ulama sesuai dengan yang sebenarnay.

Bintang Ke Empat

Melambangkan seorang guru yang tekun, ikhlas dan bertanggung jawab melaksanakan tugas kewajibannya mendidik, mengajarkan dan menyampaikan segal ajaran Allah dan Rasaul dengan benar kepada murid-muridnya. Dengan tujuan agar para para murid dapat menjadi hamba-hamba Allah yang bertaqwa, cerdas, terampil, berahlak mulia dan bertanggung jawab.

CATATAN TENTANG GURU, MENURUT IMAM ALGAZALI :

Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang sangat mulia dan terhormat. Seorang guru bekerja untuk mendidik dan membersihkan hati seseorang, serta berusah membuat setiap hati muridnya dekat kepada Allah SWT. Sebab itulah tugas seorang guru merupakan seorang khalipah Allah dimuka bumi. Guru merupakan seorang bendaharawan yang boleh dan dapat membelanjakan simpanannya setiap waktu dan kepada siapapun yang membutuhkan. Guru merupakan kasturi yang sangat wangi baunya, harum bagi dirinya dan dapat mengharumkan orang lain. Karna itu tidak semua orang dapat menjadi orang yang baik, yaitu guru yang dapat diturut dan dapat digugu.

Guru yang baik dan terpuji akhlaqnya, harus bersifat kasih sayang, dan menyayang9I murid-muridnya, dan dapat berfungsi sebagai Ibu dan Bapak. Hak guru labih besar dari hak ibu dan bapak,. Sebab ibu dan bapak, hanmya penyebab anak didunia yang pana ini, dan menyapihnya makanan yang halal untuk menumbuhkan tubuhnya. Sedangkan seorang guru memberikan makanan rohani, untuk kehidupan yang kekal dan abadi, serta menunjuki kepada murid, jalan yang lurus untuk dekat kepada Allah SWT. Guru yang baik harus insyaf, bahwa mengajar adalah kewajiban, bagi setiap orang yang berilmu. Karna itu, guru jangan sekali mengharap imbalan belas jasa dari seorang murid. Dan seorang guiru mesti ikhlas, tidak mengharapkan pujian dari murid atau orang lain, tetapi haris tugas itu hany mengharap ridlo dari Allah SWT. Jangan sekali-kali seorang guru menyebut kebaikannya kepada seorang murid, setia ia wajib bersykur kepada Allah SWT. Atas segal keberhasilan murid-muridnya.

Begitulah pada periode pertama, gur-guru yang mengajar di madrasah Marakitt`limat bekerja dengan ikhlas, semata-mata karna Allah tanpa sedikit pun mengharapkan imbalan jasa atau honor dari paengurus Madrasah. Walau demikian mereka dengan tekun mengajar waktu pagi, belajar sore hari, atau mengajar pagi dan sore, belajar malam hari pada pimpinan mereka, guru mereka, Pendiri Yayasan Maraqitt`li, Bapak TG. H. M. Zainuddin Apsyad (alm), semoga Allah mengampuni segal dosa kesalahannya, membalas jasa-jasanya dengan balasan yang setimpal. Amin-amin yarobbal Alamin.

Bintang Kelima

Bintang kelima, melambangkan seorang murid, yang rajin, taat, dan patuh serta ikhlas menerima pelajaran dari guru yang baik demi kemaselahatan dan kebahagiaan masa depannya.

Seorang murid wajib mematuhi, menghormati dan memuliakan guru yang mengajarnya, sebab guru adalah orang berilmu, ia dilebihkan oleh Allah dengan ilmunya. Dan wajiblah seorang murid ta`zhim dihadapan gurunya.

Tangan yang menulis dengan pena

Tangan melambangkan akal, pikiran dan kekuatan zahir dan batin, seorang hamba Allah. Bagitulah Allah SWT. Menyebutkan dalam Al qur`an, bahwa kerusakan didaratdan dilaut, semuanya adalah ulah perbuatan tangan manusia, (Ar-Rum 41).

Begitulah keberhasilan dan kegagalan seorang, akan disebabkan oleh perbuatan tangan sendiri.

Tangan seorang murid yang cekatan dan terampil, sesuai dengan akalpikiranny yang cerdas, akan membuat si murid dapat menangkap pelajaran-pelajaran yang berguna dari seorang guru.

Goresan tangan yang terampil dari seorang murid, akan mendapat ilmu, dan hasil usaha yang sempurna, dan sukses dalam segala citanya. Sebaliknya jika tangan seorang murid malas, enggan bergerak, ridak terampil, itu merupakan suatu kegagalan bagi seorang murid.

Selanjutnya dalam menunjang gerak dan keberhasilan, tangan-tangan harus dilengkapi dengan alat yaitu pena sebagai alat tulis. Inilah suatu kemuliaan Alllah SWT. Yang paling tinggi. Diajarkan-nya kepada manusi bvermacam ilmu pengetahuan, dibuka-nya berbagai rahasia, diserahkan-nya berbagai kunci untuk membuka perpendaharaan-nya, yaitu dengan qalam, dengan pena. Disamping lidah untuk barbicara, Allah SWT. Mentakdirkan juga bahwa dengan pena, ilmu pengetahuan dapat dicatat. Pena adalah benda mati dan kaku, namun yang ditulis denga pena itu, adalah berbagai hal yang dapat dimengerti oleh manusia.

Selanjutnya, setelah manusia pandi menggunakan pena tidak terhitung lah jumlah ilmu, yang Allah berikan kepada manusia, yang dapat dicatat, akan segala ilmu pengetahuan yang baru didengar dan baru dilihat, dengan pena yang asda pada tangannya. Sebab ilmu pengetahuan itu adalah laksana binatang buruan yang sangat liar, dan penulisan merupakan tali pengikat dari buruan tersebut. Maka ikatlah setiap buruan itu dengan tali yang kuat. Dengan kata lain singkat, tulislah dengan pena, segala ilmu pengetahuan yang baru diterima agar ilmu itu tidak lekas hilang

Tulisan / kalimat


Artinya : Maha suci Allah yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam (tulis menulis). Yang mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak/belum diketahuinya.

Kalimat diatas diambil dari Al qur`an surat Al alaq ayat 4dan 5, yang dimuka ditambahkan dengan kata : ﻦﺤﺐﺴ

Dalam kalimat inilah, tersimpul segala makna dan maksud yang terkandung pada lambang Yayasan Marakitt`limat yang kita uraikan diatas.
READ MORE - MAKNA LAMBANG YAMTIA

Yamtia Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan SDI

Lombok Timur - Sebagai tanda syukur datangnya bulan suci Ramadhan, pimpinan Yayasan Maraqitta’limat (Yamtia) provinsi Nusa Tenggara Barat, TGH. Hazmi Hamzar bersama ratusan jama’ah Desa Obel-Obel dan Belanting Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur (30/1/11) melakukan peletakan batu pertama pembangunan Sekolah Dasar Islam (SDI) di Dusun Persiapan Dara Kunci.
Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan SDI, selain diisi dengan pengajian umum juga dilakukan pelantikan pengurus ranting Yamtia Desa Obel-Obel. “Acara ini kita lakukan sebagai tanda syukur kepada Allah SWT, menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Dan pembangunanempar ruang belajar SDI ini diiringi dengan pengajian umum yang dihadiri oleh ratusan jama’ah”, kata Marsa, selaku koordinator Yamtia Kecamatan Sambelia.
Menurut Marsa tempat pembangunan SDI ini diatas tanah wakaf dari Bapak Samsul Hadi seluas 12 are, karena mengingat jarak SD yang ada dari tempat tersebut cukup jauh yaitu 4,5 km. Akibatnya banyak anak-anak usia sekolah tidak dapat mengecap bangku pendidikan. “Untuk sementara kami mengajar anak-anak di sebuah gudang milik pak Samsul. Dan jumlah siswa kelas I SDI yang terdaftar tahun ini 36 orang dengan 12 tenaga pengajar yang semuanya sudah sarjana”, jelas Marsa.
Dikatakan, biaya pembangunan SDI Maraqitta’limat ini murni dari swadaya masyarakat, termasuk bantuan dari Kepala Desa Obel-Obel, Irati yang menyumbangkan satu truk pasir dan batu. “Insya Allah pembangunan ini kita akan selesaikan dalam waktu tiga bulan”, tambah Marsa.
Sementara TGH. Hazmi Hamzar, dalam kesempatan tersebut mengatakan, anak merupakan amanah dari Allah SWT, yang bukan saja kita harus menjaga kesehatan jasmaninya, tapi yang lebih penting dari itu adalah kesehatan ruhaninya. “Untuk memelihara kesehatan ruhaniyah inilah kita dirikan SDI Maraqitta’limat sebagai tempat anak-anak menempa ilmu umum dan agama”, katanya.
Disisi lain, kegiatan pembangunan ini merupakan sebuah awal yang baik dalam kita menyambut bulan suci ramadhan. Amal jariyah yang kita lakukan sekarang ini harus terus ditingkatkan pada bulan ramadhan yang sebentar lagi akan datang. “Program pendidikan ini perlu mendapat dukungan semua pihak sebagai tempat mencetak kader-kader penerus bangsa yang berahlak mulia”, kata H. Hazmi didepan ratusan jama’ah yang hadir.
“Selesai lebaran nanti, Insya Allah kita juga akan lakukan peletakan batu pertama pembangunan Madrasah Tsanawiyah di Desa Obel-Obel, sebagai sekolah lanjutan bagi yang tamat SD ataupun MI. Karenanya saya mengajak kepada jama’ah untuk terus berjuang dalam meraih kebajikan sebagai bekal kelak di hari kemudian nanti”, harapnya.
READ MORE - Yamtia Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan SDI