Lombok Timur - Minggu (11/9) kemarin, Nadlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) menggelar puncak acara peringatan Hari Ulang Tahun (Hultah) yang ke 76. Sekaligus memperingatan Haul al-Magfurullah Maulana Syekh Zainuddin Abdul Madjid pendiri NW. Hadir pada acara itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa sekaligus Menteri Koordinator Perekonomian dan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
“NW Insya Allah akan terus hadir dan bermanfaat bagi bangsa dan negara,” ungkap Anas. Utamanya terhadap peran pendiri NW, Almagfurullah Syekh Zainuddin Abdul Madjid menurut Ketum Demokrat itu sangat visioner. Sejarah Maulana Syekh, mengandung pembelajaran atas nilai-nilai kebaikan. Sangat jelas prinsip yang diajarkan. Yakni melahirkan masyarakat yang baik yang memegang keimanan dan ketakwaan. Iman dan taqwa merupakan fondasi dalam membangun umat.
Kegigihan perjuangan semenjak 76 tahun yang lalu kini menjadi pelita. Menjadi harapan bangsa. Menurut Anas, pendiri NW ini cukup pintar memilih skala prioritas pembangunan bangsa. “Kalau tidak ada NW, barangkali masih ada yang jahiliah,” ungkapnya. Dikatakan, perjuangan utama pendiri NW ini adalah melawan kebodohan alias jahiliah. Pendiri NW menanamkan pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik.
Anas memberi istilah, dari Pancor untuk Indonesiaatas jasa almagfurullah. Pilihan perjuangan dalam bidang pendidikan sangat tepat. Karena pendidikan menjadi turbin penggerak. Tanpa pendidikan yang luas dan bermutu. Tanpa pendidikan yang banyak bisa dinikmati, diyakini Anas tidak akan mungkin bisa maju. Sementara itu, Hatta Rajasa dalam sambutannya menyanjung tokoh muda NW, TGH. M. Zainul Majdi yang juga Gubernur NTB. Zainul Majdi selaku Ketua Dewan Tanfiz Pengurus Besar NW itu merupakan tokoh muda yang luar biasa.
Diyakininya, di era kepemimpinannya NTB akan dibawa ke arah yang lebih maju. Terhadap pendiri NW, Hatta Rajasa menyampaikan peranannya sudah cukup besar. Kehadiran NW telah memberikan kebangkitan dan ispirasi dalam membangun islam yang toleran, megembangkan ilmu pengetahuan. Apa yang dirasakan NW saat ini, tidak lepas dari kegigihan perjuangan TGKH. Zainuddin Abdul Madjid tersebut.
“Tuan guru telah mengajak umat untuk fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan). Membangun ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniah. Inilah kunci membangun bangsa,” demikian Hatta Rajasa.
Ajak Kompak
Selanjutnya, Tuan Guru Bajang dalam pemaparannya menyampaikan Hultah sebagai kesempatan membangun silaturrahmi. Menyambung tali persaudaraan (ukhuwah). Zainul Majdi mengajak agar tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan. “Kompaklah dan jangan terpecah belah,” pesan Bajang. Ia menjelaskan, dimanapun kita membangun tidak mungkin bisa dicapai tanpa kebersamaan dan kekompakan.
Diyakini, membangun tanpa kekompakan akan terjadi kegagalan. “Membangun panti asuhan, membangun sarana umat tidak akan bisa terbangun kalau tidak kompak,” tegasnya. Menurut Gubernur NTB ini, kalau terjadi pertengkaran terus, kewibawaan akan hilang. “Besual terus marwah (kewibawaan) itu akan hilang,” ungkapnya. Tidak akan ada lagi orang yang hormat.
Diutarakan Tuan Guru Bajang, ajaran membangun kekompatan, persatuan dan kesatuan diajarkan oleh Almagfurullah Syekh Zainuddin Abdul Madjid. ‘’Marilah ajaran tersebut diamalkan. Nahdlatul Wathan fil khoir, Nahdlatul Wathan Fastabiqul Khoirot. Didirikannya NW pada hakikatnya mengajak kebaikan. (rus) Sumber: suarantb
“NW Insya Allah akan terus hadir dan bermanfaat bagi bangsa dan negara,” ungkap Anas. Utamanya terhadap peran pendiri NW, Almagfurullah Syekh Zainuddin Abdul Madjid menurut Ketum Demokrat itu sangat visioner. Sejarah Maulana Syekh, mengandung pembelajaran atas nilai-nilai kebaikan. Sangat jelas prinsip yang diajarkan. Yakni melahirkan masyarakat yang baik yang memegang keimanan dan ketakwaan. Iman dan taqwa merupakan fondasi dalam membangun umat.
Kegigihan perjuangan semenjak 76 tahun yang lalu kini menjadi pelita. Menjadi harapan bangsa. Menurut Anas, pendiri NW ini cukup pintar memilih skala prioritas pembangunan bangsa. “Kalau tidak ada NW, barangkali masih ada yang jahiliah,” ungkapnya. Dikatakan, perjuangan utama pendiri NW ini adalah melawan kebodohan alias jahiliah. Pendiri NW menanamkan pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik.
Anas memberi istilah, dari Pancor untuk Indonesiaatas jasa almagfurullah. Pilihan perjuangan dalam bidang pendidikan sangat tepat. Karena pendidikan menjadi turbin penggerak. Tanpa pendidikan yang luas dan bermutu. Tanpa pendidikan yang banyak bisa dinikmati, diyakini Anas tidak akan mungkin bisa maju. Sementara itu, Hatta Rajasa dalam sambutannya menyanjung tokoh muda NW, TGH. M. Zainul Majdi yang juga Gubernur NTB. Zainul Majdi selaku Ketua Dewan Tanfiz Pengurus Besar NW itu merupakan tokoh muda yang luar biasa.
Diyakininya, di era kepemimpinannya NTB akan dibawa ke arah yang lebih maju. Terhadap pendiri NW, Hatta Rajasa menyampaikan peranannya sudah cukup besar. Kehadiran NW telah memberikan kebangkitan dan ispirasi dalam membangun islam yang toleran, megembangkan ilmu pengetahuan. Apa yang dirasakan NW saat ini, tidak lepas dari kegigihan perjuangan TGKH. Zainuddin Abdul Madjid tersebut.
“Tuan guru telah mengajak umat untuk fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan). Membangun ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniah. Inilah kunci membangun bangsa,” demikian Hatta Rajasa.
Ajak Kompak
Selanjutnya, Tuan Guru Bajang dalam pemaparannya menyampaikan Hultah sebagai kesempatan membangun silaturrahmi. Menyambung tali persaudaraan (ukhuwah). Zainul Majdi mengajak agar tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan. “Kompaklah dan jangan terpecah belah,” pesan Bajang. Ia menjelaskan, dimanapun kita membangun tidak mungkin bisa dicapai tanpa kebersamaan dan kekompakan.
Diyakini, membangun tanpa kekompakan akan terjadi kegagalan. “Membangun panti asuhan, membangun sarana umat tidak akan bisa terbangun kalau tidak kompak,” tegasnya. Menurut Gubernur NTB ini, kalau terjadi pertengkaran terus, kewibawaan akan hilang. “Besual terus marwah (kewibawaan) itu akan hilang,” ungkapnya. Tidak akan ada lagi orang yang hormat.
Diutarakan Tuan Guru Bajang, ajaran membangun kekompatan, persatuan dan kesatuan diajarkan oleh Almagfurullah Syekh Zainuddin Abdul Madjid. ‘’Marilah ajaran tersebut diamalkan. Nahdlatul Wathan fil khoir, Nahdlatul Wathan Fastabiqul Khoirot. Didirikannya NW pada hakikatnya mengajak kebaikan. (rus) Sumber: suarantb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar