Lombok Timur, MataramNews – Minimnya sarana pendidikan, khususnya di Desa Obel-Obel Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur (Lotim) membuat banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengecap ilmu di bangku pendidikan, lebih-lebih persyaratan masuk SD, harus memiliki ijazah Taman Kanak-Kanak dan membeli pakaian seragam.
Persyaratan yang diberlakukan oleh SD yang ada di Desa Obel-Obel, tentu menyulitkan bagi warga yang kurang beruntung dari segi materi alias warga miskin, sehingga tidak heran bila puluhan anak usia sekolah di desa tersebut banyak yang menganggur. Selain itu, ini juga disebabkan jarak lembaga pendidikan (SD) yang ada dari tempat mereka tinggal yang cukup jauh hingga mencapai kiloan meter yang harus dilalui dengan berjalan kaki.
Melihat hal tersebut, Yayasan Maraqitta’limat provinsi Nusa Tenggara Barat, yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan dan sosial memberikan solusi khususnya bagi anak yang kurang mampu dengan mendirikan sebuah lembaga pendidikan setiangkat SD yaitu Madrasah Ibtidaiyah Maraqitta’limat (MI-MT) di Desa Obel-Obel yang terletak diujung timur Kabupaten Lombok Timur.
“Mulai tahun ajaran 2011 ini kita dirikan MI-MT di Desa Obel-Obel, karena mengingat banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengecap ilmu di bangku sekolah, dan ini merupakan sebuah solusi yang dilakukan yayasan untuk menampung anak-anak yang kurang mampu, dan semua kebutuhan siswa mulai dari pakaian sergam sekolah dan buku pelajaran ditanggung sekolah”, kata pimpinan pusat Maraqitta’limat NTB, TGH. Hazmi Hamzar kepada MataramNews.
Hal senada juga diakui Kepala MI-MT Obel-Obel, Drs. Imtinan. Menurutnya, banyak orang tua mengaku, kalau mereka tidak mampu membeli pakaian seragam sekolah yang dibebankan oleh SD setempat dan hanya menerima siswa yang tamatan TK. Sementara puluhan anak yang berasal dari beberapa dusun terpencil banyak yang sudah masuk usia sekolah, namun tidak tamat TK, dan orangtuanya tidak mampu membeli pakaian seragam.
“Karena warga kondisi ekonominya yang pas-pasan dan jarak tempuh SD yang ada di Desa Obel-Obel cukup jauh, sehingga didirikanlah MI-MT ini dan semua biaya sekolah ditanggung sampai tamat nanti. Dan untuk tahun ini yang sudah mendaftar sebagai siswa baru 28 orang lebih”, kata Imtinan ketika ditemui Senin (18/7/11) sore.
Dikatakan, karena MI-MT baru berdiri, tentu memiliki tantangan yang cukup berat kedepan, karena kendati sudah memiliki tempat belajar, namun perlengkapan seperti meubilaer dan lainnya tentu masih banyak kekurangan. “Dan semua kekurangan ini kita akan atasi bersama dengan yayasan termasuk bantuan dari pemerintah sangat kita harapkan, terutama kesejahteraan para guru yang mengajar”, harap Imtinan.
Imtinan mengaku, walau masih serba kekurangan, namun tidak mengurangi semangat para siswanya untuk terus belajar. Demikian juga dengan para guru yang seratus persen tenaga honorer. Mereka terus bertekad untuk mendidik anak-anak bangsa agar berguna dimasa depan, yang akan menjadi penerus perjuangan untuk membangun negeri ini menjadi negeri yang aman, damai dan tenteram. (Ari)
Persyaratan yang diberlakukan oleh SD yang ada di Desa Obel-Obel, tentu menyulitkan bagi warga yang kurang beruntung dari segi materi alias warga miskin, sehingga tidak heran bila puluhan anak usia sekolah di desa tersebut banyak yang menganggur. Selain itu, ini juga disebabkan jarak lembaga pendidikan (SD) yang ada dari tempat mereka tinggal yang cukup jauh hingga mencapai kiloan meter yang harus dilalui dengan berjalan kaki.
Melihat hal tersebut, Yayasan Maraqitta’limat provinsi Nusa Tenggara Barat, yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan dan sosial memberikan solusi khususnya bagi anak yang kurang mampu dengan mendirikan sebuah lembaga pendidikan setiangkat SD yaitu Madrasah Ibtidaiyah Maraqitta’limat (MI-MT) di Desa Obel-Obel yang terletak diujung timur Kabupaten Lombok Timur.
“Mulai tahun ajaran 2011 ini kita dirikan MI-MT di Desa Obel-Obel, karena mengingat banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengecap ilmu di bangku sekolah, dan ini merupakan sebuah solusi yang dilakukan yayasan untuk menampung anak-anak yang kurang mampu, dan semua kebutuhan siswa mulai dari pakaian sergam sekolah dan buku pelajaran ditanggung sekolah”, kata pimpinan pusat Maraqitta’limat NTB, TGH. Hazmi Hamzar kepada MataramNews.
Hal senada juga diakui Kepala MI-MT Obel-Obel, Drs. Imtinan. Menurutnya, banyak orang tua mengaku, kalau mereka tidak mampu membeli pakaian seragam sekolah yang dibebankan oleh SD setempat dan hanya menerima siswa yang tamatan TK. Sementara puluhan anak yang berasal dari beberapa dusun terpencil banyak yang sudah masuk usia sekolah, namun tidak tamat TK, dan orangtuanya tidak mampu membeli pakaian seragam.
“Karena warga kondisi ekonominya yang pas-pasan dan jarak tempuh SD yang ada di Desa Obel-Obel cukup jauh, sehingga didirikanlah MI-MT ini dan semua biaya sekolah ditanggung sampai tamat nanti. Dan untuk tahun ini yang sudah mendaftar sebagai siswa baru 28 orang lebih”, kata Imtinan ketika ditemui Senin (18/7/11) sore.
Dikatakan, karena MI-MT baru berdiri, tentu memiliki tantangan yang cukup berat kedepan, karena kendati sudah memiliki tempat belajar, namun perlengkapan seperti meubilaer dan lainnya tentu masih banyak kekurangan. “Dan semua kekurangan ini kita akan atasi bersama dengan yayasan termasuk bantuan dari pemerintah sangat kita harapkan, terutama kesejahteraan para guru yang mengajar”, harap Imtinan.
Imtinan mengaku, walau masih serba kekurangan, namun tidak mengurangi semangat para siswanya untuk terus belajar. Demikian juga dengan para guru yang seratus persen tenaga honorer. Mereka terus bertekad untuk mendidik anak-anak bangsa agar berguna dimasa depan, yang akan menjadi penerus perjuangan untuk membangun negeri ini menjadi negeri yang aman, damai dan tenteram. (Ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar