Saudi Arabia - Hukuman pancung yang dialami oleh Ruyati asal Bekasi bukan merupakan akhir dari masalah TKI yang ada di luar negeri. Seorang TKw asal Sumbawa juga akan mengalami hal yang sama tinggal menunggu hukuman pancung di Arab Saudi.
Eksekusi pancung di Arab Saudi akan dialami TKW asal Sumbawa bernama Sumartini binti Manaungi Galisung (33 tahun) asal Desa Pungkit RT 01, RW 02 Kecamatan Moyo Utara . Sumartini dipenjara di Malaaz Arab Saudi dengan tuduhan telah menggunakan ilmu sihir untuk melenyapkan Tisam (17 tahun) anak majikannya.
Meskipun Tisam telah kembali setelah menghilang selama 10 hari, tapi pengadilan Arab Saudi tetap menyatakan bersalah dan sejak tahun 2009 tetap meringkuk dalam penjara.
Sumartini tidak sendiri, tapi dia bersama dua puluh empat orang lainnya yang akan mengalami hukum pancung. Diantara dua puluh empat TKI yang akan dihukum pancung itu antara lain :
1.Abdul Azizi asal Kalimantan Selatan,
2. Ahmad Zizi Hartiti (Kalsel),
3. Muhammad Rusyidi Muhyi Jamil (Kalsel),
4. Saeful Mubarak Haji Abdullah (Kalsel),
5. Sam’ani bin Muhamad Niyan (Majalengka),
6. Ety binti Toyib Anwar (Majalengka), 7. Jamilah binti Abidin Rofii (Cianjur),
8. Siti Zainab binti Duhri Rupa (Malang),
9. Suaidiah binti Sumidi (Malang),
10. Satinah binti Jumadi (Semarang),
11. Warnah binti Warta Niing (Karawang),
12. Nukoryah binti Marsan (Karawang),
13. Muhamad Daham Arifin (Kalsel),
14. Ahmad Fauzi bin Abu Hasan (Madura),
15. Darmawati binti Tarjani (Kalsel),
16. Hafidz bin Kholil Sulam (Madura),
17. Hanan binti Muhammad Mahmud (Madura),
18. Sulaimah binti Misnadin (Kalbar),
19. Tuti Tursilawati binti Warjuki (Majalengka),
20. Masamah binti Raswa (Cirebon),
21. Emi binti Katma Mumu (Sukabumi),
22. Bayanah binti Banhawi (Tangerang),
23. Tarsini binti Tamir (Brebes), dan
24. Halimah binti Tarma Amir (Garut).
Laporan dari Jakarta menyebutkan, Penggagas Petisi Warga Sumbawa, M. Hatta Taliwang mengajak kepada para tokoh asal Sumbawa yang berada di Jakarta untuk terlibat dalam mengadvokasi para TKI yang terancam hukuman mati di luar negeri.
“Saya sudah kontak/ SMS Gubernur NTB, Bupati Sumbawa, anggota DPR RI Zulkieflimansyag, Pak Din Syamsuddin, Jumhur Hidayat (BNP2TKI) Anis Hidayah (Migran Care, Pak Harun Alrasyid, dll.” jelas Hatta.
Menurut Hatta, anggota DPR RI Zulkiflimansyah sudah mengkontak Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan masih menunggu perkembangan dari Menakertrans.
Sementara itu salah seorang anggota DPRD NTB, Nurdin Ranggabarani dalam status Facebooknya menyatakan GALANG SOLIDARITAS BEBASKAN SUMARTINI. Seorang TKW, SUMARTINI BINTI MANAUNGI GALISUNG (33 thn), asal Desa Pungkit, Kec. Moyo Utara, Kab. Sumbawa, TERANCAM HUKUMAN PANCUNG. Sumartini dituduh mnghilangkan Tisam (17 thn) putri majikannya. Walaupun Tisam kini tlh kmbali stlh mnghilang selama 10 hari, Sumartini ttp dinyatakan bersalah oleh Mahkamah & kini meringkuk di Penjara Malaaz Riyadh sejak 2010.
Bagaimana nasib para TKI ini selanjutnya? kita hanya menunggu kecerdasan pemerintah Indonesia dalam membujuk pemerintah Saudi Arabia agar membebaskan mereka dari hukum pancung.(H. Sahlan rafiqi)
Eksekusi pancung di Arab Saudi akan dialami TKW asal Sumbawa bernama Sumartini binti Manaungi Galisung (33 tahun) asal Desa Pungkit RT 01, RW 02 Kecamatan Moyo Utara . Sumartini dipenjara di Malaaz Arab Saudi dengan tuduhan telah menggunakan ilmu sihir untuk melenyapkan Tisam (17 tahun) anak majikannya.
Meskipun Tisam telah kembali setelah menghilang selama 10 hari, tapi pengadilan Arab Saudi tetap menyatakan bersalah dan sejak tahun 2009 tetap meringkuk dalam penjara.
Sumartini tidak sendiri, tapi dia bersama dua puluh empat orang lainnya yang akan mengalami hukum pancung. Diantara dua puluh empat TKI yang akan dihukum pancung itu antara lain :
1.Abdul Azizi asal Kalimantan Selatan,
2. Ahmad Zizi Hartiti (Kalsel),
3. Muhammad Rusyidi Muhyi Jamil (Kalsel),
4. Saeful Mubarak Haji Abdullah (Kalsel),
5. Sam’ani bin Muhamad Niyan (Majalengka),
6. Ety binti Toyib Anwar (Majalengka), 7. Jamilah binti Abidin Rofii (Cianjur),
8. Siti Zainab binti Duhri Rupa (Malang),
9. Suaidiah binti Sumidi (Malang),
10. Satinah binti Jumadi (Semarang),
11. Warnah binti Warta Niing (Karawang),
12. Nukoryah binti Marsan (Karawang),
13. Muhamad Daham Arifin (Kalsel),
14. Ahmad Fauzi bin Abu Hasan (Madura),
15. Darmawati binti Tarjani (Kalsel),
16. Hafidz bin Kholil Sulam (Madura),
17. Hanan binti Muhammad Mahmud (Madura),
18. Sulaimah binti Misnadin (Kalbar),
19. Tuti Tursilawati binti Warjuki (Majalengka),
20. Masamah binti Raswa (Cirebon),
21. Emi binti Katma Mumu (Sukabumi),
22. Bayanah binti Banhawi (Tangerang),
23. Tarsini binti Tamir (Brebes), dan
24. Halimah binti Tarma Amir (Garut).
Laporan dari Jakarta menyebutkan, Penggagas Petisi Warga Sumbawa, M. Hatta Taliwang mengajak kepada para tokoh asal Sumbawa yang berada di Jakarta untuk terlibat dalam mengadvokasi para TKI yang terancam hukuman mati di luar negeri.
“Saya sudah kontak/ SMS Gubernur NTB, Bupati Sumbawa, anggota DPR RI Zulkieflimansyag, Pak Din Syamsuddin, Jumhur Hidayat (BNP2TKI) Anis Hidayah (Migran Care, Pak Harun Alrasyid, dll.” jelas Hatta.
Menurut Hatta, anggota DPR RI Zulkiflimansyah sudah mengkontak Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan masih menunggu perkembangan dari Menakertrans.
Sementara itu salah seorang anggota DPRD NTB, Nurdin Ranggabarani dalam status Facebooknya menyatakan GALANG SOLIDARITAS BEBASKAN SUMARTINI. Seorang TKW, SUMARTINI BINTI MANAUNGI GALISUNG (33 thn), asal Desa Pungkit, Kec. Moyo Utara, Kab. Sumbawa, TERANCAM HUKUMAN PANCUNG. Sumartini dituduh mnghilangkan Tisam (17 thn) putri majikannya. Walaupun Tisam kini tlh kmbali stlh mnghilang selama 10 hari, Sumartini ttp dinyatakan bersalah oleh Mahkamah & kini meringkuk di Penjara Malaaz Riyadh sejak 2010.
Bagaimana nasib para TKI ini selanjutnya? kita hanya menunggu kecerdasan pemerintah Indonesia dalam membujuk pemerintah Saudi Arabia agar membebaskan mereka dari hukum pancung.(H. Sahlan rafiqi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar